Prince Madrais Alibasa Manuscript No. 96

The manuscript No.96 is written in a set of loose folios. The size is 35 x 21.5 cm. The condition of paper is brittle, torn and yellowing. The ink penetrates to the reverse side, but the writing is still readable. Tulisan ini menjelaskan tentang ketika raden Ayu Kastewi bertemu jodoh dengan ayah saya Pangeran Alibasa. Waktu itu ibu saya sedang tinggal Bersama bibinya bernama Nyi Kasesi karena bibi dari bu saya tidak mempunyai anak. Mengenai ibu saya kemudian pura-pura menikah dengan bapak Sastrawadana Kuwu Cigugur. Karena bapak Sstrawadana bersahabat dengan pangeran Cirebon Gebang. Pernikahan pura-pura kuwu sastrawadana dengan ibu saya dimaksudkan untuk menyelamatkan saya sebagai putera Gebang untuk meneruskan perjuangan gebang. Adapun yangmenjadi saksi pernikahakan: 1. Tumenggung karta diria, 2. tumenggung Karta Diriya ke-2, 3. penghulu hamid, 4. Tumenggung kuningan. Ayah saya gugur di medan tempur. Saya diangkat dan dinggap anak dari ki sastra wadana kuwu cigugur. In this manuscript, Prince Madrais tells us about his parents and why he was raised by Ki Sastrawadana. His mother, Raden Ayu Kastewi, met a mate with his father, Prince Alibasa, when his mother was living with her aunt named Nyi Kasesi because she did not have children. Regarding to his mother, she pretended to be married to Mr. Sastrawadana, the head of Cigugur village. He was a friend of Prince Cirebon Gebang. Pretended marriage between Ki Sastrawadana with his mother was intended to save him as the son of Gebang to continue the struggle. The witnesses when married were carried out are 1. Tumenggung Karta Diria, 2. Tumenggung Karta Diriya kedua, 3. Penghulu Hamid, 4. Tumenggung Kuningan. His father passed away on the battlefield. He was lifted up and dropped by as a child of Ki Sastrawadana.

Extent and format of original material: File 96: 82 pages of folios.

Owner(s) of original material: Prince Djatikusumah, Ratna Gumilang Damiasih.

Author/Scribe: Prince Madrais Sadewa Alibassa Kusuma Wijayaningrat.

The material is written in Cacarakan (Sundanese-Javanese) script.